Rabu, 16 Januari 2019

Kingdom Monera

Dalam klasifikasi lima kingdom R.H. Whittaker, semua organisme prokariotik digolongkan ke dalam Monera.
Perkembangan selanjutnya, Carl Woese membagi Monera menjadi dua kingdom, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria.

Ciri-ciri umum Monera:
1) Mikroskopis (dilihat dengan mikroskop).
2) Uniselular (bersel satu).
3) Prokariotik (tidak memiliki membran inti sel atau karioteka). (karioteka = membran inti sel)

4) Ada yang autotrof (mampu membuat makanan sendiri), ada pula yang heterotrof (mengambil makanan dari luar tubuh).

Eubacteria merupakan bakteri modern/sejati, yang kita ketahui sehari-hari sebagai bakteri.  Ukuran bakteri sekitar 0,5-5,0 µm, dengan bakteri terkecil adalah Mycoplasma (0,1 µm) dan bakteri terbesar adalah Thiomargarita (750 µm)

Bentuk bakteri :
1. coccus (bulat)
Chlamydia trachomatis -Monokokus
Neisseria gonorrhoeae - Diplokokus
Pediococcus cerevisiae - Tetrakokus
Thiosarcina rosea - Sarkina
Streptococcus mutans - Streptokokus
Staphylococcus aureus - Stafilokokus

2. Bacillus (batang)
Eschericia coli - Monobasil
Salmonella typhosa - Diplobasil
Bacillus antrachis - Streptobasil

3. Spiral
Thiospirillospis floridana - Spiral
Treponema pallidum - Spiroseta
Vibrio cholerae - koma


Struktur Bakteri
Hasil gambar untuk struktur tubuh bakteri
Gambar struktur bakteri. sumber google.com

a. Dinding sel dan kapsul,
b. Flagel,
c. Ribosom,
d. Nukleoid,
e. Plasmid,
f. Sitoplasma,
g. Pilli/fimbria,

Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan yang terbentuk dari protein dan karbohidrat yang berfungsi sebagai pelindung dan pembentuk tubuh.
Dinding sel terdiri dari dua jenis yang mengelompokkan Eubacteria menjadi dua:
1) Bakteri gram-positif (ungu/biru) dinding sel mengandung peptidoglikan tebal saja. Susunan dinding sel: 
Bakteri gram-positif dapat dilengkapi kapsul yang terdiri dari polisakarida dan air. Contoh bakteri gram-positif adalah Clostridium sp dan Staphylococcus sp.

2) Bakteri gram-negatif (merah), dinding sel mengandung peptidoglikan dan lapisan lipopolisakarida (LPS). Susunan dinding sel: 
Bakteri gram-negatif memiliki kapsul yang merupakan lapisan LPS. Kapsul bakteri gram negatif bersifat patogen karena mengandung racun endotoksin. Contoh bakteri gram-negatif adalah Rhizobium sp dan Nitrosomonas.

Penentuan gram bakteri ditentukan menggunakan gram staining .
1) Bakteri diberi warna crystal violet (ungu) Pada gram-positif, warna terserap karena peptidoglikan tidak terlindungi lapisan lain. Pada gram-negatif, warna tidak terserap karena peptidoglikan terlindungi LPS.
2) Bakteri dicuci dengan alkohol LPS pada gram-negatif akan larut dalam alkohol karena terbuat dari lemak.
3) Bakteri diberi pewarna safranin (merah) Pada gram-positif, warna tidak terserap. Pada gram-negatif, warna terserap menjadi merah.

Kapsul adalah lapisan tambahan yang terdapat pada bakteri yang tersusun atas karbohidrat, protein, lemak atau lendir.
Kapsul berfungsi sebagai:
1) Pelindung bakteri dari benda asing.
2) Alat untuk melekatkan diri pada substrat atau sel bakteri lain.
3) Penghindar bakteri dari kekeringan.

Flagel atau bulu cambuk merupakan struktur berupa mikrotubulus yang menonjol dari dinding sel. Flagel berfungsi sebagai alat gerak bakteri.  Klasifikasi bakteri berdasarkan keadaan flagelnya:
1) Atrik (tanpa flagel) 
Pergerakannya dengan cara gliding , yaitu meluncur dengan lendir dalam bentuk kapsul. Contoh: Cyanobacteria.
2) Monotrik 
Terdiri dari satu bulu cambuk di satu sisi. Contoh: Pseudomonas aeruginosa .
3) Lofotrik 
Terdiri dari banyak bulu cambuk di satu sisi. Contoh: Pseudomonas fluorosens .
4) Amfitrik 
Terdiri dari flagel di dua sisi yang berlawanan. Contoh: Spirillum serpens .
5) Peritrik 
Terdiri dari banyak flagel yang tersebar di seluruh tubuh. Contoh: Escherichia coli, Salmonella typhosa


Nukleoid adalah materi genetik DNA dan RNA bakteri yang tidak tergulung yang bertindak sebagai inti sel yang mengatur kegiatan sel.

Plasmid adalah materi genetik tambahan selain nukleoid, dan berfungsi sebagai alat reproduksi dan resistensi terhadap antibiotik.

Pilli/fimbria adalah filamen halus yang menonjol ke luar yang berada di sekujur sel bakteri gram-negatif, dan berfungsi sebagai alat penghubung saat bakteri bereproduksi.

Bagian-bagian sel bakteri lain:

1) Klorosom adalah kloroplas pada bakteri yang mengandung pigmen fotosintesis. Klorosom terdapat pada bakteri fotoautotrof.

2) Mesosom adalah invaginasi (lipatan kedalam) dari membran sel ke arah sitoplasma, berfungsi sebagai penghasil energi pada bakteri. pengganti mitokondria. karena bakteri tidak punya organela bermembran.

3) Badan inklusi adalah organel tambahan yang menyimpan makanan untuk digunakan pada saat yang tidak menguntungkan.

Macam-macam badan inklusi:
a. Granula penyimpanan, berfungsi menyimpan cadangan makanan.
b. Vakuola gas, berfungsi mengatur pergerakan gas pada bakteri air untuk melakukan fotosintesis ke permukaan.


D. CARA HIDUP BAKTERI
Berdasarkan cara memperoleh makanan, cara hidup bakteri antara lain: 1) Bakteri autotrof, bakteri yang mensintesis makanan sendiri.
a. Fotoautotrof, adalah bakteri yang menggunakan energi cahaya dalam penyusunan bahan organik (fotosintesis). Pigmen fotosintesis antara lain bakterioviridin/bakterioklorofil (hijau) dan bakteriopurpurin (ungu). Contoh:  Thiocystis sp. (hijau)  Chromatium sp. (ungu)
b. Kemoautotrof/litoautotrof, adalah bakteri yang menggunakan bahan anorganik dalam penyusunan bahan organik (kemosintesis). Contoh:  Gallionella (mengubah Fe2+ menjadi Fe3+)  Hydrogenobacter (mengubah H2 menjadi air)  Bakteri siklus nitrogen, misalnya A n a b a e n a, R h i z o b i u m, N o s t o c, Azotobacter, Nitrobacter, dll.

2) Bakteri heterotrof, bakteri yang mengambil senyawa organik dari organisme lain.
a. Bakteri saprofit, dekomposer (pengurai sisa makhluk hidup).
Contoh:  Escherichia coli  M ycobacterium (pengurai sampah) 
M e t h a n o b a c t e ri u m o m e l a n s k ii (pengurai asam cuka) 
Desulfovibrio (pengurai sulfat) 
Clostridium sporageus (pengurai asam amino)
b. Bakteri parasit, patogen (menjangkiti inang). Contoh:  My cobacterium tuberculosis (TBC)  Ba cillus anthracis (antraks), dll.
 Berdasarkan kebutuhan oksigen dalam respirasi, cara hidup bakteri antara lain:
1) Bakteri aerob, yaitu membutuhkan oksigen. Contoh: bakteri-bakteri siklus nitrogen.
2) Bakteri anaerob, yaitu tidak membutuhkan oksigen (fermentasi).
a. Anaerob obligat, yaitu hanya dapat hidup tanpa oksigen (oksigen racun). Contoh: M i c r o c o c c u s d e n i trificans, Clostridium botulinum, Clostridium tetanii.
b. Anaerob fakultatif, yaitu dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Contoh: Escherichia coli , Lactobacillus.

Dalam menjaga kelangsungan hidupnya, bakteri memiliki beberapa pertahanan:
1) Kapsul Berfungsi melindungi bakteri dari benda asing dengan menghasilkan endotoksin dan menghindarkan bakteri dari kekeringan.
2) Plasmid Berfungsi melindungi bakteri dari antibiotik dengan menghasilkan resistensi antibiotik.
3) Enzim endonuklease restriksi Berfungsi untuk memotong-motong DNA bakteriofage yang menginfeksi bakteri.
4) Endospora Adalah bentuk dorman/istirahat bakteri yang tahan kondisi ekstrim. Endospora terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan. Endospora dapat dibentuk oleh bakteri gram-positif, seperti Bacillus dan C l ostridium.

E. REPRODUKSI BAKTERI
Bakteri dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner, yaitu membelah diri menjadi dua sel baru.
Reproduksi seksual dilakukan dengan:
1) Transformasi, masuknya DNA bebas ke dalam sel bakteri.  DNA bebas DNA masuk ke dalam sel
rekombinan

Contoh bakteri yang melakukan:
S t r e p t o c o c c u s p n e u m o n i a e,
N eisseria gono rrhoeae, Bacillus dan Rhizobium.

2) Transduksi, pemindahan materi genetik lewat perantara bakteriofage. 
Contoh bakteri yang melakukan:
E. coli dengan perantara bakteriofage λ.

3) Konjugasi, pemindahan atau pertukaran materi genetik secara langsung melalui kontak antarsel dengan pilus, umumnya terjadi pada bakteri gram-negatif.  Pemindahan plasmid 
Rekombinasi 
 Contoh bakteri yang melakukan: Rhizobium, E. coli, dan Agrobacterium .


F. KLASIFIKASI EUBACTERIA

Eubacteria terbagi menjadi beberapa filum: Gram-negatif
1) Proteobacteria Merupakan filum bakteri dengan anggota yang beragam jenisnya, namun berasal dari nenek moyang yang sama.
Kelas-kelas Proteobacteria:
a. Alphaproteobacteria Contoh: Methylobacterium , Rhizobium , Acetobacter, Rhodospirillum.
b. Betaproteobacteria Contoh: Nitrosomonas , Neisseria.
c. Gammaproteobacteria (parasit) Contoh: S almonella thypii, Vibrio, E . c oli , Legionella , T h i o m a r g a rit a n a m i b i e n s i s , Enterobacteriaceae.
d. Deltaproteobacteria Contoh: Myxo bacteria , Chondromyces crocatus (pemakan bakteri lain), Desulf o vibrio.
e. Epsilonproteobacteria  Contoh: Helicobacter , Campylobacter.
f. Zetaproteobacteria (kemoautotrof) Contoh: Mariprofundus ferroox i dans , Galionella sp.

2) Chlamydiae Merupakan filum bakteri dengan ukuran terkecil (0,2 – 1,5 µm) dan hidup sebagai parasit. Chlamydiae mengalami bentuk sebagai badan dasar (di luar tubuh inang) dan badan inisial (di dalam tubuh inang). Contoh: C h l a m y d i a p s it t a c i , Chlamydia trachomatis.

3) Spirochetes 
Merupakan filum bakteri berbentuk spiral dan kemoheterotrof anaerob. Spirochetes memiliki filamen aksial yang berfungsi untuk membuat gerakan berputar. Contoh: T r e p o n e m a p a lli d u m (sifilis), Leptospira interrogans (leptospirosis).  

4) Cyanobacteria (ganggang biru-hijau) Merupakan filum bakteri fotoautotrof yang sebelumnya digolongkan sebagai protista mirip tumbuhan (alga).  Cyanobacteria adalah fitoplankton air yang bergerak secara gliding . Sel Cyanobacteria memiliki struktur seperti sel tumbuhan, namun prokariotik. Sel-sel tersebut bergabung membentuk struktur filamen yang disebut hormogonium atau trikoma. 
Struktur filamen:

a. Heterokista, sel vegetatif untuk mengikat nitrogen.
b. Baeosit, sel vegetatif untuk fotosintesis.
c. Akinet, sel untuk pertahanan diri ketika lingkungan tidak bersahabat.

Macam-macam bentuk Cyanobacteria: Chroococcaceae Oscillatoriaceae
  Gloeocapsa magma Oscillatoria sp. Nostocaceae Rivulariaceae
 
Anabaena dan Nostoc
Rivularia

Cyanobacteria bereproduksi dengan:
a. Pembelahan biner
b. Fragmentasi
c. Pembentukan akinet
d. Pembentukan hormogonium
e. Pembentukan hormokista
f. Pembentukan spora Gram-positif
Contoh: S t r e p t o m y c e s, B a c ill u s, C l o s t ri d i u m, Mycoplasma, Streptococcus, Staphylococcus, Actinomycetes, Zymophilus dan Mycobacterium . 


G. ARCHAEBACTERIA

Archaebacteria merupakan bakteri purba/kuno, karena Archaebacteria ditemukan di daerahdaerah dengan kondisi ekstrim, mirip dengan kehidupan bumi purba.  Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria: Perbedaan Archaebacteria Eubacteria membran inti prokariotik prokariotik dinding sel pseudomurin peptidoglikan lipid membran plasma hidrokarbon bercabang hidrokarbon tak bercabang RNA polimerase banyak jenis satu jenis protein histon (penggulung DNA) ada tidak ada respon antibiotik pertumbuhan tidak terhambat pertumbuhan terhambat 


H. KLASIFIKASI ARCHAEBACTERIA
Archaebacteria terbagi menjadi tiga filum:
1) Methanogen Methanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan karbondioksida atau asam asetat, bersifat anaerob. Habitat Methanogen ada di rawa, dan berperan sebagai dekomposer.
Contoh:  Methanobacterium  Methanopyrus kandleri  Methanobrevibacter smithii
2) Halofil Halofil adalah bakteri yang hidup di daerah yang berkadar garam tinggi. Cairan sitoplasma pada bakteri ini sama dengan keadaan lingkungannya. Habitat optimal halofil adalah pada lingkungan dengan kadar garam 2 M atau 10 kali lebih tinggi dari air laut.
Contoh: H a l o b a c t e ri u m, H a l o f e r a x, Halococcus, Haloterrigena, Haloarcula .
3) Termoasidofil (termofil dan asidofil) Termoasidofil adalah bakteri yang hidup di lingkungan panas dan asam ekstrim. Habitat optimal termoasidofil adalah pada lingkungan bersuhu 50-80°C, pH <2. Contoh: Sulfolobus , T h e r m o p l a s m a , Pyrococcus furiosus , Alicyclobacillus .

I. PERANAN BAKTERI
Peranan bakteri yang menguntungkan: Peranan di alam Nama spesies Peranan
Eschericia coli: pembusuk makanan pada usus besar
Rhizobium leguminosarum : pengikatan nitrogen pada akar polong-polongan
Nitrosomonas,Nitrosococcus : proses nitritasi
Nitrococcus, Nitrobacter : proses nitratasi



Siklus nitrogen: 
1) Amonifikasi dan fiksasi, dibantu oleh:  Anabaena azollae (pada tumbuhan Azzola pinata )  Anabaena cycadae (pada tumbuhan Cycas rumphii )  R h i z o b i u m r a d i c y c o l a (pada akar tumbuhan)  R h i z o b i u m l e g i m o n o s o r u m (pada akar polong-polongan)  NostocAzotobacterClostridium
2) Nitritasi, dibantu oleh Nitrosomonas dan Nitrosococcus.
3) Nitratasi, dibantu oleh Nitrobacter dan Nitrococcus.
4) Denitrifikasi, dilakukan oleh Thiobacillus denitrificans.

Rekayasa genetika Nama spesies Peranan Eschericia coli pembuatan insulin Bakteri hyperthermophilic penggunaan enzim untuk rekayasa genetika Clostridium tetanii pembuatan serum tetanus Agrobacterium tumafuciens penghantar gen ke tumbuhan     
Antibiotik Bakteri dapat dijadikan antibiotik untuk menekan pertumbuhan bakteri itu sendiri, melalui plasmid yang telah direkayasa.
Mekanisme kerja antibiotik:
a. Kebocoran plasma, yaitu antibiotik mengganggu pembentuk dinding sel bakteri, sehingga sitoplasma keluar, dan bakteri mati.
b. Penghambat pembelahan diri.

Nama spesies Antibiotik Streptomyces griceus streptomisin S treptomyces venezuelae kloramfenikol Streptomyces aurofasiens auremisin/tetrasiklin Bacillus polymyxa polimiksin  Pembuatan makanan Bakteri probiotik adalah bakteri baik yang merupakan bakteri asam laktat. Bakteri ini biasanya ditambahkan ke dalam makanan karena sifatnya menguntungkan.
Nama spesies Peranan Thiobacillus ferooxidans pengurai bijih besi Mariprofundus ferrooxidans oksidator besi


Erwinia amylovora buah
Lactobacillus buah, sayur dan umbi
Clostridium botulinum makanan kemasan
Pseudomonas cocovenenans makanan berkelapa 


Patogen pada tumbuhan
Pseudomonas cattleya patogen pada anggrek
Pseudomonas solanacearum patogen pada pisang dan terungterungan
Xanthomonas oryzae patogen pada padi-padian
Xanthomonas campestris patogen pada kubis
Agrobacterium tumafuciens tumor tumbuhan

Patogen pada hewan
Bacillus anthracis penyakit antraks
Mycobacterium bovis penyakit kaki dan kuku pada hewan
Mycobacterium avium penyakit pada unggas
Cytophaga columnaris penyakit pada ikan
Actinomyces bovis bengkak rahang sapi
Streptococcus agalactia penyakit mastitis pada sapi
Brucella abortus brusellosis pada sapi

Patogen pada manusia
Salmonella thyphosa penyakit tifus
Vibrio cholerae penyakit kolera
Treponema pallidum penyakit sifilis
Neissera gonorrheae penyakit gonorrhea
Neissera meningitidis penyakit meningitis
Yersinia pestis penyakit pes
Propionibacterium acnes jerawat
Mycobacterium tuberculosis TBC
Mycobacterium leprae lepra
Chlamydia trachomatis mata
Staphylococcus aureus radang paru-paru
Diplococcus pneumoniae pneumonia
Streptococcus mutans penyakit gigi dan gusi
Corynebacterium diphtheriae dipteri
Clostridium tetanii tetanus
Shigella dysentriae disentri
Leptospira

Kingdom Fungi

Fungi merupakan salah satu Kingdom dalam klasifikasi makhluk hidup.
Ciri-ciri umum kingdom Fungi:
1) Eukariotik.
2) Uniselular dan multiselular.
3) Heterotrof.
4) Tidak berklorofil.
5) Dinding sel tersusun atas kitin.
6) Penghasil spora.
7) Tubuh bertalus.
8) Hidup di daerah lembap/mengandung zat organik.

Ciri-ciri di atas menggambarkan bahwa kingdom Fungi lebih dekat dengan kingdom Animalia ketimbang kingdom Plantae, ciri yang membedakannya adalah:
1) Animalia melakukan sistem pencernaan secara mekanik dan kimiawi (ingesti dan digesti).
2) Fungi melakukan sistem pencernaan secara kimiawi saja (digesti).

B. BENTUK-BENTUK FUNGI
Berdasarkan bentuk tubuhnya, fungi dibedakan menjadi:
1) Khamir ( yeast ), yaitu fungi uniseluler, dikenal sebagai ragi.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI8Xr-souzyCZOf9qnjzfrj5uFIRJIrKBvlsSuuUiAoSt_RXRoWEOCfWv2xZWHgL8KaxWM0kwv7unq7OEw6o2rWHmu9ITvtNLEyMiBGjPo_yYzhu96dG0eLFf0XrUJYfnoOMTA6mphOirV/s1600/18.JPG



Contoh: Saccharomyces.

2) Kapang ( mold ), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk benang/filamen. 
Contoh: Rhizopus oryzae (pembuat tempe), Aspergillus wentii (pembuat kecap).
3) Cendawan ( mushroom ), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk tubuh buah ( fruiting body ). 
Tubuh buah dapat berbentuk: 
a. Payung, contohnya Lentinus edodes (jamur hioko/shitake). 
b. Kuping, contohnya Auricularia polytricha (jamur kuping). 
c. Setengah lingkaran, contohnya Ganoderma applanatum
d. Bulat, contohnya Volvariella volvacea (jamur merang).

C. KLASIFIKASI DAN REPRODUKSI FUNGI
Tubuh Fungi dalam bentuk vegetatif tersusun atas filamen yang disebut hifa.
Hifa kemudian membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium.
 Macam-macam hifa:
1) Hifa bersepta, yaitu hifa-hifa terpisah oleh sekat antar bagian selnya, tetapi tetap terdapat celah untuk perpindahan molekul. Hifa jenis ini terdapat pada divisi Ascomycota dan Basidiomycota.
2) Hifa senositik ( coenocytic ), yaitu hifa-hifa tidak terpisah oleh sekat antar bagian selnya, sehingga menjadi satu badan sitoplasma yang terdiri dari banyak sel. Hifa jenis ini terdapat pada divisi Zygomycota.
Fungi menghasilkan spora untuk reproduksi, dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual.
Fungi berasal dari nenek moyang yang merupakan jamur primitif yang tergolong Divisi Chytridiomycota.
Klasifikasi divisi Fungi didasarkan atas perbedaan spora aseksual dan seksualnya.

Spora aseksual Fungi terdiri dari sporangiospora dan konidiospora.
Struktur tubuh vegetatif Fungi terdiri dari:
1) Sporangiospora/aplanospora Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa senositik dan dimiliki oleh divisi Zygomycota. Struktur tubuh: 
a. Rhizoid, bentuk hifa yang menyerupai akar, digunakan untuk menembus subtrat dan menyerap makanan.
b. Stolon, bentuk hifa yang berada di permukaan substrat.
c. Sporangiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat sporangium di ujungnya.
d. Sporangium (columella), adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Sporangiospora (aplanospora), merupakan spora aseksual Zygomycota.
Contoh Fungi dengan sporangiospora:
Rhizopus oryzae (pembuatan tempe)
Mucor javanicus (pembuatan tape)
Rhizopus stolonifer (pada roti basi)
Penyakit yang Disebabkan Oleh Jamur Rhizopus
Gambar. Rhizopus sp.

2) Konidiospora Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa bersepta dan dimiliki oleh divisi Ascomycota dan Basidiomycota. Pada Ascomycota, dinding sel terdiri dari zat tambahan berupa glukan dan selulosa. Pada Basidiomycota, ciri yang membedakan adalah ukurannya yang besar dan berbentuk tubuh buah. Pada fungi uniseluler (khamir), spora yang dibentuk berupa blastospora yang merupakan pseudohifa.
Struktur tubuh: 
a. Rhizoid
b. Stolon
c. Konidiofor, bentuk hifa berupa tangkai, terdapat konidia di ujungnya.
d. Konidia, adalah kotak tempat spora aseksual dimatangkan.
e. Konidiospora, merupakan spora aseksual Ascomycota & Basidiomycota.
Macam-macam susunan konidia:
a. Sederhana, konidia hanya berada pada satu konidiofor. 
Contoh: Geotrichium sp.
b. Bercabang, konidia berada di cabang-cabang konidiofor. 
Contoh: Trichoderma sp , Penicillum sp.

c. Koremium, konidia berkumpul membentuk agregat pada ujung konodiofor yang memanjang. 
Contoh: Aspergillus sp.
d. Pycnidium, konidia berada pada konidiofor yang berbentuk botol/labu yang dilengkapi ostium dan dinding pycnidial. 
Contoh: Phoma sp. e. Aservulus, konidia berada pada konidiofor yang mendatar. 
Contoh: Colletotrichum sp.
f. Sporodochium, konidia berada pada konidiofor yang menggunung. 
Contoh: Epicoccum sp.
Contoh Fungi dengan konidiospora:

Ascomycota 
Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan alkohol) 
Saccharomyces ellipsoideus (pembuatan minuman anggur) 
Aspergillus sojae (pembuatan kecap)

P e n i c illi u m n o t a t u m (penghasil antibiotik)


Basidiomycota 
Auricularia polytricha (jamur kuping) 
Pleurotes (jamur kayu) 
Lentinus edodes (jamur shitake) 
Volvariella volvacea (jamur merang)

 Deuteromycota adalah divisi dari kingdom Fungi yang digunakan untuk meng-klasifikasikan jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya, karena spora seksualnya belum diketahui.  Deuteromycota disebut juga jamur tidak sempurna ( fungi imperfecti ).
Contoh fungi Deuteromycota: 
Microsporum
Trichophytan dan Epidermophyton (kurap) 
Tinea versicolor (panu) 
Epidermophyton floocosum (penyakit kaki atlet) 
Monilia sitophyla (pembuat oncom)

Namun setelah diketahui bahwa jamur ini bereproduksi dengan askospora, ia dipindah ke Divisi Ascomycota, dan namanya menjadi Neurospora crassa .

Proses reproduksi aseksual Fungi secara umum:
1) Kotak spora yang berisi spora matang akan pecah dan menyebarkan spora.
2) Spora yang jatuh di tempat yang tepat berkembang menjadi hifa jamur vegetatif.
3) Hifa kemudian membentuk miselium dan membentuk sporangiofor/konidiofor.
4) Sporangiofor/konidiofor kemudian membentuk kotak spora dan menghasilkan spora kembali.

Reproduksi seksual Fungi terdiri dari tiga jenis spora:
1) Zigospora, spora seksual Zygomycota.
2) Askospora, spora seksual Ascomycota.
3) Basidiospora, spora seksual Basidiomycota.

Reproduksi seksual Zygomycota dapat dilakukan dari dua hifa zigofor dari suatu jamur (homotalik) atau dua hifa zigofor dari dua jamur (heterotalik).
Tahap reproduksi seksual Zygomycota:
1) Dua hifa zigofor homotalik atau heterotalik yang telah memiliki gametangium akan saling bertemu.
2) Kedua hifa saling bertemu (singami).
3) Kedua hifa melakukan peleburan sitoplasma (plasmogami) dan pertukaran materi genetik (fase heterokaryotik).
4) Pertemuan menghasilkan zigosporangium yang berisi zigospora.
5) Zigospora yang siap untuk disebar mengalami perkecambahan (germinasi) dan peleburan materi genetik (karyogami), fase heterkaryotik berakhir.
6) Zigospora berkembang menjadi hifa dan terjadi reproduksi aseksual oleh sporangiospora.
7) Dihasilkan dua hifa baru dengan jenis berbeda yang kemudian siap bertemu kembali.


REPRODUKSI SEKSUAL ASCOMYCOTA
Spora seksual Ascomycota ditemukan pada askus yang terletak di suatu tempat yang disebut askokarp (tubuh buah Ascomycota).
Berdasarkan askokarpnya, Ascomycota terbagi menjadi lima kelas:
1) Hemiascomycetes (Saccharomycetes)
Askus tidak memiliki askokarp (telanjang) dan tidak memiliki hifa. 
2) Plectomycetes 
Berbentuk bola yang tertutup oleh suatu dinding kleistosial yang disebut kleistotesium.
3) Pyrenomycetes 
Berbentuk botol/labu yang dilengkapi ostium (leher) dan dinding peritisial yang disebut peritesium. 
4) Loculoascomycetes Berbentuk botol/ labu yang dilengkapi ostium, namun tidak dilengkapi dinding peritisial yang disebut pseudotesium.
5) Discomycetes  Berbentuk piala terbuka dan askus berjajar membentuk himenium yang disebut apotesium.

Tahap reproduksi seksual Ascomycota:
1) Hifa dua jamur yang berbeda jenis (+/-) yang telah memiliki askogonium dan anteridium akan saling bertemu. Di bagian hifa lainnya, dapat terjadi reproduksi aseksual oleh konidiospora.
2) Hifa (+) dan hifa (-) saling bertemu (singami) dengan jembatan dari askogonium, yaitu trikogin.
3) Hifa (+) dan hifa (-) melakukan peleburan sitoplasma (plasmogami) dan pertukaran materi
genetik (karyogami) pada askokarp dan terbentuk askus-askus berisi materi genetik (fase dikaryotik).
4) Terjadi peleburan materi genetik (karyogami) hifa kedua jamur dan fase dikaryotik berakhir.
5) Askospora meiosis menjadi total 4 spora.
6) Askospora mitosis menjadi total 8 spora.
7) Askus yang berisi askospora yang telah matang pecah dan menyebarkan askospora.
8) Terbentuk hifa baru, miselium baru, dan siklus berulang.

REPRODUKSI SEKSUAL BASIDIOMYCOTA
Spora seksual Basidiomycota ditemukan pada basidia yang terletak di suatu tempat yang disebut basidiokarp (tubuh buah Basidiomycota).
Berdasarkan basidianya, Basidiomycota terbagi menjadi tiga kelas:
1) Teliomycetes Basidia tidak berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp.
2) Plectomycetes Basidia berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp, dapat menutupi lamella, dan terlihat ketika telah matang.
3) Gasteromycetes Basidia berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp, dapat menutupi lamella, namun tidak terlihat ketika telah matang.
Tahap reproduksi seksual Basidiomycota:
1) Hifa dua jamur yang berbeda jenis (+/-) akan saling bertemu.
2) Hifa (+) dan hifa (-) saling bertemu (singami). 3) Hifa (+) dan hifa (-) melakukan peleburan sitoplasma (plasmogami) dan pertukuran materi genetik pada basidiokarp dan terbentuk basidiobasidio berisi materi genetik (fase dikaryotik).
4) Terjadi peleburan materi genetik (karyogami) hifa jamur (+) dan hifa jamur (-), dan fase dikaryotik berakhir.
5) Basidiospora meiosis menjadi total 4 spora.
6) Basidiospora disebar oleh basidia-basidia dan membentuk hifa baru, miselium baru, dan siklus berulang.

D. CARA HIDUP FUNGI
Fungi mendapatkan zat anorganik dari lingkungannya, dengan menguraikan zat organik komplek dengan enzim (kimiawi).  Fungi umumnya hidup di daerah yang lembap dan mengandung zat organik secara kosmopolitan.  Cara hidup Fungi antara lain:
1) Saprofit, yaitu mengambil zat organik dari sisa-sisa organisme mati, biasanya merupakan dekomposer.
2) Parasit, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang merugikan inang.
3) Simbiosis mutual, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang saling menguntungkan.  Dalam melakukan simbiosis mutual dengan organisme lain, Fungi dapat membentuk lumut kerak dan mikoriza.
1) Lumut kerak ( Lichens ) Lumut kerak ( Lichens ) merupakan hasil simbiosis dari:
a. Jamur mikobion (Ascomycota atau Basidiomycota), dengan
b. Alga fikobion (Chlorophyta atau Cyanobacteria). Lumut kerak memiliki soredium, yang merupakan ganggang yang diselubungi hifa jamur, dan menghasilkan spora berupa soredia. 
Lumut kerak dianggap sebagai perintis dalam suksesi primer. Habitatnya terdapat di pohon, batu, atau tanah. 
Bentuk-bentuk lumut kerak:
a. Krustos, bentuknya seperti bercak/kerak pada pohon.
b. Folios, bentuknya seperti daun pada bebatuan.
c. Frutikos, bentuknya seperti serabut/jenggot/semak. Lumut kerak juga dianggap sebagai indikator kebersihan udara suatu tempat, makin banyak lumut kerak (terutama jenis frutikos), maka udaranya makin bersih.

2) Mikoriza 
Mikoriza merupakan hasil dari simbiosis dari jamur dengan akar tumbuhan. Mekanisme simbiosis mikoriza:
a. Jamur mendapat asam amino dan glukosa dari tumbuhan, dan  menyediakan air dan mineral bagi tumbuhan, menyediakan hormon pertumbuhan bagi tumbuhan, dan melindungi akar tumbuhan dari infeksi.
b. Tumbuhan memberikan hasil fotosintesis dan mendapat air dan mineral yang disediakan jamur. Mikoriza terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Ektomikoriza, yaitu hifa jamur menyelubungi akar tumbuhan, sehingga memperluas bidang penyerapan.
b. Endomikoriza, yaitu hifa jamur masuk ke dalam jaringan korteks, sehingga hifanya tidak terlihat.

Kingdom Protista

Protista merupakan salah satu Kingdom dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.  
Kingdom Protista bersifat polifiletik, yaitu anggotanya berasal dari berbagai jenis nenek moyang.  Ciri-ciri umum Protista: 
1) Eukariotik. 
2) Uniselular atau multiselular koloni. 
3) Umumnya bersifat aerob.  

Karena bersifat polifiletik, secara garis besar Protista dibagi menjadi: 
1) Protista mirip jamur 
2) Protista mirip tumbuhan (alga) 
3) Protista mirip (protozoa) 

B. PROTISTA MIRIP JAMUR  
Protista mirip jamur adalah protista yang merupakan anggota lama dari kingdom Fungi.  
Jamur protista dipindahkan dari kingdom Fungi karena cara reproduksi dan siklus hidupnya sesungguhnya berbeda dengan kingdom Fungi.  
Protista mirip jamur terbagi menjadi dua, yaitu Myxomycota dan Oomycota. 

1) Myxomycota ( slime molds ) 
Myxomycota atau jamur lendir adalah jamur protista yang memiliki ciri: 
a. Heterotrof. 
b. Aseluler. 
c. Berpigmen kuning, jingga atau warna terang lain. 
d. Alat gerak berupa pseudopodia atau flagellum. 

Myxomycota hidup pada dua fase, yaitu fase ameboid (bebas) dan fase dewasa (reproduksi). Myxomycota hidup sebagai agregat dengan sitoplasma berinti sel banyak yang disebut plasmodium. Plasmodium mendapat makanan dengan menelan organisme lain secara fagositosis. 

 
Gambar. Siklus hidup jamur lendir.

Pada fase dewasa, jamur lendir bereproduksi secara aseksual atau seksual. 
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri, fragmentasi, atau pembentukan spora berflagel (myxoflagel) yang akan menjadi myxamoeba. 
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan cara peleburan dua myxamoeba menjadi amebozigot. Contoh: Dictystelium discoideum, Physarium sp. 

2) Oomycota ( water molds )  

Oomycota atau jamur air adalah jamur protista yang memiliki ciri: 
a. Heterotrof. 
b. Umumnya uniseluler. 
c. Tersusun atas hifa senositik. 
d. Dinding sel tersusun atas selulosa, namun tidak berkloroplas. 

Jamur air bereproduksi secara aseksual atau seksual. 
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan menghasilkan zoospora yang memiliki dua flagel. 
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan menghasilkan zigot dari pertemuan gamet jantan yang dihasilkan anteridium dan gamet betina yang dihasilkan oogonium. 
Contoh: Saprolegnia (parasit ikan) , 
P l a s m o p o r a v iti c o l a (jamur anggur), 
P h y t o p h t o r a i n f e s t a n s (jamur kentang dan tomat). 

C. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN  
Protista mirip tumbuhan dapat disebut sebagai fitoplankton (uniseluler) atau alga/ganggang (multiseluler).  
Ukuran ganggang berkisar antara 25µm ( Navicula ) sampai 50m ( Macrocytis ).
Ganggang memiliki beberapa bagian khusus pada struktur selnya, yaitu terdapat: 
a. Dinding sel yang terbuat dari selulosa yang sangat tipis. 
b. Membran sel dilengkapi lapisan pelikel yang lentur dibawahnya. 
c. Kloroplas, organel yang mengandung pigmen fotosintesik untuk fotosintesis. 
d. Granula penyimpanan, tersebar di dalam kloroplas yang digunakan untuk menyimpan karbohidrat/pati. 
e. Pirenoid, tempat penyimpanan karbohidrat utama yang terletak di dalam kloroplas.
f. Bintik mata (reseptor cahaya), mengatur cahaya masuk ke detektor cahaya. Detektor cahaya akan menerima cahaya yang diatur bintik mata, kemudian sel bergerak mengikuti arah cahaya. 

g. Vakuola kontraktil, sebagai alat untuk osmoregulasi. 
h. Vakuola makanan, sebagai alat pencerna makanan yang masuk melalui sitostoma. 
i. Flagella, dimiliki spesies yang motil atau dapat bergerak bebas. Selain itu, ganggang tergolong tumbuhan yang memiliki tubuh bertalus.  

Reproduksi ganggang dilakukan secara aseksual dan seksual. 
1) Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi dan pembentukan zoospora. 
2) Secara seksual dilakukan dengan pembentukan zigot secara: 
a. Secara isogami, gamet jantan dan betina ukurannya sama besar. 
b. Secara anisogami, gamet jantan dan betina ukurannya berbeda. 
c. Secara oogami, gamet berupa sel sperma dan sel telur.
 


https://www.artikelbelajar.com/wp-content/uploads/2017/12/Pengertian-Ganggang-Ciri-Contoh-Reproduksi-Cara-Hidup-dan-Habitat.gif 
Gambar. Reproduksi ganggang. (sumber google.com)

Klasifikasi ganggang berdasarkan pigmen fotosintetik dan bentuk cadangan makanan. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8oI4rotrlBYOA8z8LmEp5Q3VDFC81HKhpt4S7jG1u8Oz9UkpT7uFOXd2RDfZ1O-3xOo_s-GcBIlk61G0ndiT4QVrE3rbiYEDxbE_CYbXqau_2EyeVB9hnezGZdhMUEKpiT42d_d8A5NF5/s1600/klarifikasi.png

1) Euglenophyta 
Merupakan ganggang dengan bentuk peralihan dari hewan dan tumbuhan. Euglenophyta hidup secara autotrof ketika mendapat cahaya cukup dan secara heterotrof ketika cahaya kurang.
Ciri Euglenophyta: 
1. Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk paramilum. 
3. Uniseluler. 
4. Dinding sel berupa selulosa yang dilengkapi pelikel. 
5. Bergerak bebas dengan satu atau dua flagella di ujung anterior. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP6dfhIyVncKvhIxXXbJ2-dPvlSqa6MorSi1n2NTAGgSIMG9TMZqqLhs5XDyFycI4eO5e9KTV-QRumAXSZFcQS11Ap4d9YGH7o93V2uQECilNgSfKXQh0mE_JZPK58-S2oAIBli_D2v9Cn/s1600/181797-004-25CFBABD.jpg
gambar Euglena sp. (sumber : google.com)

6. Memiliki bintik mata yang tersusun atas pigmen fikobilin (merah-biru). 
7. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. 
Contoh: Euglena viridis (parameter pencemaran). 

2) Chlorophyta (ganggang hijau) 
Merupakan ganggang yang menjadi nenek moyang tumbuhan utama. Euglenophyta hidup sebagai epifit atau fitoplankton di dalam air.
Ciri Chlorophyta: 
1. Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum dan minyak. 
3. Uniseluler atau multiseluler koloni. 
4. Dinding sel berupa selulosa. 
5. Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. 
6. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami dan oogami. 

Bentuk-bentuk Chlorophyta: 
a. Uniseluler sesil (bulat mangkuk) 
Contoh: Chlorella, Chlorococcum
b. Uniseluler motil (bulat telur) 
Contoh: Chlamydomonas
c. Multiseluler koloni sesil (koloni jala) 
Contoh: Hydrodictyon.
d. Multiseluler koloni motil (koloni bulat) 
Contoh: Volvox
e. Filamen
 
Contoh:
Spirogyra
(spiral) , Oedogonium,
Ulothrix (jala) 

f. Talus 
Contoh: Ulva atau selada laut. 

3) Rhodophyta (ganggang merah) 
Ciri Rhodophyta: 
1. Memiliki pigmen utama fikoeritrin (merah). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluorid. 
3. Multiseluler bertalus (makroskopis). 
4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan lendir di luar dan miofibril di dalam. 
5. Reproduksi aseksual dengan karpospora yang terbentuk dari tetraspora. 
6. Reproduksi seksual dengan pembentukan zigot dari gamet jantan yang dihasilkan spermatangium dan gamet betina yang dihasilkan karpogonium. 
Contoh: Eucheuma (rumput laut), Palmaria, Gelidium, Gracilaria, Gigartina

4) Pyrrophyta/Dinoflagellata (ganggang api) 
Ciri Pyrrophyta: 
1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil (kuning) yang peka terhadap cahaya. 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum/pati. 
3. Uniseluler. 
4. Dinding sel berupa selulosa. 
5. Tubuhnya mengandung fosfor yang bersifat fluorose ns yang dapat memendarkan cahaya hijau-biru di malam hari. 
6. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior dan membentuk pusaran air ketika bergerak. 7. Peledakan populasi di perairan hangat menyebabkan fenomena red tide dan menghasilkan racun. a. Neurotoksin, contohnya dihasilkan oleh Gymnodium breve
b. Ciguatoksin, contohnya dihasilkan Gambierdiscus toxicus
8. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. 

5) Phaeophyta (ganggang coklat) 
Phaeophyta hidup menempel pada substrat dan bagian lainnya mengapung di atas air. 
Ciri Phaeophyta: 
1. Memiliki pigmen utama xantofil (kuning) dan fukosantin (coklat). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk laminarin. 
3. Multiseluler bertalus (makroskopis). 
4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan gumi dan asam alginat di luar. 
5. Dilengkapi gelembung udara untuk penyimpanan nitrogen dan mengapung. 
6. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan pembentukan zoospora. 
7. Reproduksi seksual dengan cara isogami dan oogami. 
Contoh: Sargassum vulgare (gulma laut), Turbinaria decurrens, Macrocystis, Fucus serratus, Laminaria .
 

6) Chrysophyta (alga keemasan/pirang) 
Chrysophyta hidup sebagai fitoplankton di perairan tawar. 
Ciri Chrysophyta: 
1. Memiliki pigmen utama fukosantin (coklat), karoten (jingga) dan xantofil (kuning). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin dan laminarin. 
3. Uniseluler atau multiseluler koloni atau filamen. 
4. Dinding sel berupa hemiselulosa dengan pektin atau silika. 
5. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior. 
6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner dan fragmentasi.  
7. Reproduksi seksual dengan pem-bentukan auksospora. 
Contoh: Mischococcus, Synura, Dinobryon

7) Bacilliriophyta/Diatom 
Diatom adalah ganggang yang memiliki struktur yang tersusun atas bagian tutup (epiteka) dan bagian wadah (hipoteka). 

Struktur Diatom: 
Diatom merupakan bioluminosens di perairan laut yang dapat memendarkan cahaya di malam hari. Ciri Diatom: 
1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil (kuning). 
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin. 
3. Uniseluler atau multiseluler koloni.
4. Dinding sel berupa selulosa dan di antara hipoteka dan epiteka terdapat rafe (celah) yang mengandung silika (kersik). 
5. Mensekresikan tanah Diatom. 
6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan hipoteka dan epiteka. 
7. Reproduksi seksual dengan pembentukan auksospora. Bentuk-bentuk Diatom: a. Pennalean, tubuh simetris bilateral. 
Contoh:
Rhaponeis sp, Trinaria regina, Navicula sp, Pinnularia sp. 
b. Centralean, tubuh simetris radial. 
Contoh:
Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi


Macam-macam kelompok diatom. Rhaponeis, Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi, dan Trinacria regina 
Macam-macam kelompok diatom. (a) Rhaponeis,
(b) Triceratium pentacrinus, (c) Arachnoidiscus ehrenbergi, dan (d) Trinacria regina (sumber google.com)
D. PROTISTA MIRIP HEWAN  
Protista mirip hewan dapat disebut sebagai zooplankton (uniseluler) atau protozoa (multiseluler).  Ciri umum Protozoa: 
1) Uniseluler. 
2) Memiliki alat gerak yang dapat berupa: 
a. Pseudopodia, merupakan juluran sitoplasma yang terjadi akibat gerakan ektoplasma dan endoplasma yang merupakan mikrofilamen. 
b. Flagel, merupakan bulu cambuk yang merupakan juluran mikrotubulus. Flagel berukuran besar dan jumlahnya sedikit. 
c. Silia, merupakan bulu getar yang merupakan juluran mikrotubulus. Silia berukuran kecil dan jumlahnya banyak dan tersebar. 
3) Reproduksi dilakukan secara: 
a. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. 
b. Secara seksual dilakukan dengan konjugasi.

Klasifikasi Protozoa: 
1) Rhizopoda Rhizopoda atau Sarcodina adalah protozoa yang bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang disebut gerak amoeboid. Struktur sel Rhizopoda: 
Ciri Rhizopoda: 
1. Uniseluler. 
2. Heterotrof. 
3. Bergerak dengan pseudopodia secara amoeboid. 
4. Mencari makan dengan memangsa alga lain dengan menangkapnya menggunakan pseudopodia. Makanan yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara endositosis, lalu menuju vakuola makanan untuk dicerna. 
5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. 

Klasifikasi Rhizopoda berdasarkan habitat: 
a. Ektoamoeba/Gymnoamoeba 
Hidup bebas di daerah lembab dan merupakan detritivor. 
Contoh: Amoeba proteus, Chaos carolinense
b. Entamoeba 
Hidup sebagai parasit. 
Contoh: Entamoeba coli (diare),
E. ginggivalis (radang gusi),
E. histolytica
dan E. dysentriae (disentri). 
c. Cercozoa Hidup di dalam tanah. 
Cercozoa memiliki cangkang yang terbuat dari silika/kapur. 
Contoh: Ebridea dan Proteomyxidea
d. Foraminifera dan Radiolaria Hidup di perairan laut.
Foraminifera dan Radiolaria memiliki cangkang berongga yang terbuat dari silika/kapur. Setelah mati, cangkang Foraminifera akan membentuk tanah globigerina, dan cangkang Radiolaria akan membentuk lumpur radiolaria. 
 
gambar sumber google.com
Contoh Foraminifera: Globigerina (pendeteksi hidrokarbon di perut bumi).

Contoh Radiolaria: Collosphaera (alat penggosok), Acanthometron. 

https://biologyboom.com/wp-content/uploads/2014/07/9.jpg 
gambar sarcodina bercangkang (sumber google.com)
2) Flagellata 
Flagellata atau Mastigophora adalah protozoa yang bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk) yang berfungsi sebagai alat renang. 
Ciri Flagellata: 
1. Uniseluler. 
2. Autotrof atau heterotrof. 
3. Umumnya parasit. 
4. Bergerak dengan flagel dengan berenang. 
5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Klasifikasi Flagellata berdasarkan klorofil: 
a. Fitoflagellata, yaitu flagellata berklorofil atau tumbuhan (biasanya diklasifikasikan sebagai alga). Contoh: Euglena, Volvox, Noctiluca. 
b. Zooflagellata, yaitu flagellata tidak berklorofil atau hewan. 
Contoh: Trypanosoma gambiense, T. rhodesiense, T. evansi, Trichomonas vaginalis, Trichonympha, Leish mania, Giardia lambia. 

Peranan Flagelata :
Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense : penyakit tidur Afrika, dibawa lalat tsetse
 Trypanosoma cruzi : anemia anak-anak
Trypanosoma evansi : penyakit sura/malas hewan, dibawa lalat tabanus
Trypanosoma brucei : penyakit nagana hewan
Trichomonas vaginalis : trikomoniasis (penyakit alat kelamin wanita dan pria)
Leismenia donovani : penyakit kala azar (pembengkakan limpa), dibawa lalat Pholotobomus
Leishmania tropica : penyakit kulit oriental 

3) Ciliata Cilliata atau Ciliaphora atau Infusoria merupakan protozoa yang bergerak menggunakan silia/bulu getar yang berfungsi sebagai alat renang. 
Struktur sel Ciliata:
a. Silia 
b. Celah mulut ( oral groove ) 
c. Sitostoma 
d. Vakuola makanan 
e. Vakuola kontraktil 
f. Mikronukleus, yaitu inti yang memiliki fungsi generatif (konjugasi). 
g. Makronukleus, yaitu inti yang memiliki fungsi vegetatif (pertumbuhan dan perkembangbiakan). 
h. Trikokis, terletak di bawah membran sel yang berfungsi untuk pertahanan diri dari musuh. 
http://microbiologynotes.com/wp-content/uploads/2015/12/Structure-of-Paramecium.gif
 gambar Paramecium sp. (sumber google.com)

Ciri Ciliata: 
1. Uniseluler. 
2. Heterotrof. 
3. Bergerak dengan silia. 
4. Mencari makan dengan menangkapnya menggunakan silia dan memasukkan makanan ke dalam sitostoma. Makanan yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara endositosis, lalu menuju vakuola makanan untuk dicerna.
5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner secara membujur. 
6. Reproduksi secara seksual dengan konjugasi. 
Klasifikasi Ciliata berdasarkan motilitas:  
a. Ciliata motil, yaitu dapat bergerak bebas. 
Contoh: Paramecium, Didinium (pemangsa Paramecium), Balantidium coli.
b. Ciliata sesil, yaitu hanya hidup menetap, biasanya hidup permukaan dasar laut. 
Contoh: Vorticella, Stentor.
Tahap reproduksi aseksual dan seksual Ciliata (contohnya Paramecium ): 
 gambar dan tahapan Reproduksi Paramecium caudatum secara seksual (Konjugasi)

Tahapan Konjugasi pada Paramecium caudatum:
1. Dua Paramecium yang akan bereproduksi secara seksual dengan saling menempel (singami).
2. Mikronukleus mengalami meiosis menjadi 4 mikronukleus haploid.
3. Dari hasil meiosis, 3 mikronukleus menghilang dan 1 mikronukleus mengalami mitosis menjadi 2 mikronukleus haploid.
4. Kedua Paramecium saling bertukar mikronukleus/ materi genetik (konjugasi).
5. Mikronukleus kedua sel yang telah melakukan konjugasi masing-masing mengalami fusi inti menjadi 1 mikronukleus diploid. Selanjutnya sel akan bereproduksi secara aseksual masing-masing. 6. Mitosis tiga tingkat menghasilkan 8 mikronukleus.
7. Dari hasil mitosis, 4 mikronukleus berubah menjadi 4 makronukleus, dan makronukleus milik sel itu sendiri menghilang.
8. Pembelahan biner dua tingkat menghasilkan 4 sel baru.

4) Sporozoa Sporozoa atau Apicomplexa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan memiliki siklus hidup kompleks.
Ciri Sporozoa:
1. Uniseluler.
2. Heterotrof.
3. Umumnya parasit.
4. Bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya atau mengikuti pergerakan yang terjadi di lingkungannya.
5. Melekat dengan sel inang menggunakan kompleks apikal yang terdiri dari kait dan penghisap.
6. Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni (membelah diri pada tubuh inang tetap) dan sporogoni (menghasilkan spora pada tubuh inang perantara).
7. Reproduksi seksual dengan peleburan mikrogamet (betina) dan makrogamet (jantan).

Siklus hidup Plasmodium dengan inang tetap adalah nyamuk Anopheles dan inang perantara adalah manusia:

http://zoonosis.biologi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/385/2018/07/Siklus-hidup-Plasmodium-spp..jpg
1. Nyamuk Anopheles mengigit manusia (fase infektif). Air liurnya mengandung sel-sel Plasmodium dalam bentuk sporozoit dan zat antikoagulan yang merupakan anti pembekuan darah.
2. Sporozoit mengalir menuju hati, kemudian mengalami pembelahan menjadi merozoit.
3. Merozoit mengalir ke aliran darah dan menyerang eritrosit menjadi tropozoid, lalu melakukan sporulasi.
4. Tropozoid lalu matang dan keluar dari eritrosit, sehingga eritrosit mengalami lisis atau pecah (fase diagnosa). Pecahnya sel darah merah mengakibatkan tubuh manusia melakukan reaksi dengan menghasilkan gejala demam.
5. Tropozoid yang mengalami sporulasi dapat: a. Menjadi merozoit kembali dan menyerang eritrosit lain kembali, b. Menjadi gametosit.
6. Gametosit akan dihisap kembali oleh nyamuk Anopheles lain. Di dinding usus nyamuk, gametosit selanjutnya akan berkembang menjadi mikrogamet (betina) dan makrogamet (jantan).
7. Kedua gamet kemudian mengalami fertilisasi menjadi zigot.
8. Zigot berkembangan menjadi ookinet.
9. Ookinet berkembang menjadi ookista dan menghasilkan sporozoit.
10. Sporozoit yang matang akan dilepas ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia, dan siklus berulang.